Kartini lahir pada tanggal 28 Rabiulakhir tahun jawa 1808 atau 21 April
1879 di Mayong, Jepara. Beliau anak seoarang bangsawan yang masih sangat
taat pada adat istiadat. Ayahnya Raden Mas Adipati ario Sosronigrat,
bupati jepara dan ibunya bernama M.A. Ngasirah, seorang guru agama di
Telukawur Jepara.
Kartini anak yang kelima. Yang sulung ialah R.M. Sosroningrat, dibawahnya Pangeran A. Sosrobusono yang menjadi Bupati Ngawi, sesudah itu Raden Ayu Tjokroadisosro, dan Drs.R.M Sosrokartono. Adik-adik Kartini ialah Rukmini, yang kemudian R.A. Santoso (Kudus), R.a. Kardinah, yang kemudian menjadi R.A. Reksonagoro, Bupati Tegal, R.A Kartinah (menjadi R.A Didjoprawiro), R.M. Sosromuljono, R.A Sumantri(menjadi R.A Sosrohadikusumo), dan R.M. Sosrorawito.
Kartini bersekolah disekolah Belanda di Jepara. Dimasa bersekolah Kartini merasa bebas, waktu sudah berumur 12 tahun tiba-tiba dipaksa menjadi gadis tertutup. Empat tahun Kartini dizinkan keluar-keluar. Sahabat kartini di Eropa tidak berhenti-henti berikhtiar, supaya Kartini diberi kemerdekaannya kembali. Saat berumur 16 tahun Kartini diizinkan melihat dunia luar.
Kartini seoarang anak yang suka belajar, dan dia tahu masih banyak pengetahuan yang dapat dipelajari. Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku , termasuk surat kabar dibacanya. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Kartini selalu menerima permintaan mengarang, beliau gembira menulis karangan dalam majalah dan surat kabar. Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda.
Dimasa kecilnya Kartini diajari berperilaku layaknya perempuan pada umumnya, seolah-olah anak perempuan itu lebih rendah derajatnya dari laki-laki., semua kaluarganya berpikiran seperti itu, tetapi Kartini selamanya melawan, tidak suka mengaku kebenaran kata itu. Kartini sayang kepada bapaknya , tetapi dia tidak dapat mencurahkan hal yang membuat hatinya yang mengharu biru. Karena sudah menjadi adat kebiasaan jawa, anak dan orang tua tidak rapat pergaulannya.
Atas ajakan Mr. abendanon Kartini masuk disekolah Betawi belajar menjadi guru. Kartini dan adiknya bekerja keras mendirikan sekolah sendiri dan akhirnya berhasil.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan berbagai sekolah wanita di pulau jawa nama sekolah itu adalah “sekolah kartini” Keberhasinnya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian , 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berpisah daripada mereka yang sayang kepadanya dan sangat disayanginya. Banyalah orang yang mencintainya, yang hatinya merasa sedih, tetapi pikiran dan rasa yang mulia –mulia yang hidup dalam jiwanya, seolah-olah bunga yang menjadi penglipur di hati, menjadikan diri insaf, bawa hidupnya, sungguhpun tiadalama, banyaklah hasilnya mendatangkan bahagia, meskipun dia sendiri tiada dapat menjadi saksinya.
HAL-HAL YANG MENARIK ATAU MENGAGUMKAN DALAM KEHIDUPAN R.A. KARTINI :
• Kartini seoarang anak yang suka belajar, dan dia tahu masih banyak pengetahuan yang dapat dipelajari. Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku , termasuk surat kabar dibacanya.
• Kartini bisa berbahasa Belanda sehingga beliau sering surat menyurat dengan sahabatnya di Belanda.
• Kartini bertekat memajukan wanita-wanita Indonesia. Beliau mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.
• Kartini dapat membangun sekolah wanita pertama di Indonesia.
• Keberhasin Kartini membuat sekolah wanita, tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
PRESTASI-PRESTASI R.A. KARTINI :
• Kartini selalu menerima permintaan mengarang di berbagai media cetak, beliau gembira menulis karangan dalam majalah dan surat kabar.
• Setelah Kartini lulus di sekolah Betawi, Kartini mendirikan Sekolah wanita pertama di Rembang.
Kartini anak yang kelima. Yang sulung ialah R.M. Sosroningrat, dibawahnya Pangeran A. Sosrobusono yang menjadi Bupati Ngawi, sesudah itu Raden Ayu Tjokroadisosro, dan Drs.R.M Sosrokartono. Adik-adik Kartini ialah Rukmini, yang kemudian R.A. Santoso (Kudus), R.a. Kardinah, yang kemudian menjadi R.A. Reksonagoro, Bupati Tegal, R.A Kartinah (menjadi R.A Didjoprawiro), R.M. Sosromuljono, R.A Sumantri(menjadi R.A Sosrohadikusumo), dan R.M. Sosrorawito.
Kartini bersekolah disekolah Belanda di Jepara. Dimasa bersekolah Kartini merasa bebas, waktu sudah berumur 12 tahun tiba-tiba dipaksa menjadi gadis tertutup. Empat tahun Kartini dizinkan keluar-keluar. Sahabat kartini di Eropa tidak berhenti-henti berikhtiar, supaya Kartini diberi kemerdekaannya kembali. Saat berumur 16 tahun Kartini diizinkan melihat dunia luar.
Kartini seoarang anak yang suka belajar, dan dia tahu masih banyak pengetahuan yang dapat dipelajari. Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku , termasuk surat kabar dibacanya. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Kartini selalu menerima permintaan mengarang, beliau gembira menulis karangan dalam majalah dan surat kabar. Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda.
Dimasa kecilnya Kartini diajari berperilaku layaknya perempuan pada umumnya, seolah-olah anak perempuan itu lebih rendah derajatnya dari laki-laki., semua kaluarganya berpikiran seperti itu, tetapi Kartini selamanya melawan, tidak suka mengaku kebenaran kata itu. Kartini sayang kepada bapaknya , tetapi dia tidak dapat mencurahkan hal yang membuat hatinya yang mengharu biru. Karena sudah menjadi adat kebiasaan jawa, anak dan orang tua tidak rapat pergaulannya.
Atas ajakan Mr. abendanon Kartini masuk disekolah Betawi belajar menjadi guru. Kartini dan adiknya bekerja keras mendirikan sekolah sendiri dan akhirnya berhasil.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan berbagai sekolah wanita di pulau jawa nama sekolah itu adalah “sekolah kartini” Keberhasinnya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian , 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berpisah daripada mereka yang sayang kepadanya dan sangat disayanginya. Banyalah orang yang mencintainya, yang hatinya merasa sedih, tetapi pikiran dan rasa yang mulia –mulia yang hidup dalam jiwanya, seolah-olah bunga yang menjadi penglipur di hati, menjadikan diri insaf, bawa hidupnya, sungguhpun tiadalama, banyaklah hasilnya mendatangkan bahagia, meskipun dia sendiri tiada dapat menjadi saksinya.
HAL-HAL YANG MENARIK ATAU MENGAGUMKAN DALAM KEHIDUPAN R.A. KARTINI :
• Kartini seoarang anak yang suka belajar, dan dia tahu masih banyak pengetahuan yang dapat dipelajari. Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku , termasuk surat kabar dibacanya.
• Kartini bisa berbahasa Belanda sehingga beliau sering surat menyurat dengan sahabatnya di Belanda.
• Kartini bertekat memajukan wanita-wanita Indonesia. Beliau mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.
• Kartini dapat membangun sekolah wanita pertama di Indonesia.
• Keberhasin Kartini membuat sekolah wanita, tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
PRESTASI-PRESTASI R.A. KARTINI :
• Kartini selalu menerima permintaan mengarang di berbagai media cetak, beliau gembira menulis karangan dalam majalah dan surat kabar.
• Setelah Kartini lulus di sekolah Betawi, Kartini mendirikan Sekolah wanita pertama di Rembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar